kita hanya perlu mencemaskan , masih adakah cinta buat bahasa ibu kita sendiri . apakah mau mempertahankan gengsi pemakaian bahasa indonesia karena dimana mana bahasa internasional semakin menggeser posisinya. yang katanya sih, obrolan orang berkelas. orang asing aja belajar bahasa indonesia untuk mengejar karir di negeri kita. Kini, kita yang malu karena kita berusaha ekstra mengerti bahasa mereka.
Btw, kali ini saya mau sedikit curhat aja, tentang suka duka selama saya kuliah di jurusan yang mungkin dianggap “enteng” oleh sebagian orang. Ya itung-itung ini peninggalan saya sebagai mahasiswa semester satu, baru aja menetapkan diri untuk stay di jurusan ini.
Saat ini saya tercatat sebagai mahasiswa semester awal di sebuah Universitas di Tarakan. Perlu disebutin? Harus tahu dong, Universitas apa yang terbesar di utara kaltim dengan status negeri. Ya, pembaca harus tahu. Saya kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kenapa saya pilih Bahasa dan Sastra Indonesia? Kenapa yah ? tanya kenapa ??? :P
Kalau boleh jujur, awal saya mau kuliah saya tidak pernah berminat akan mengambil jurusan fkip. Saya pengen kuliah diluar mengambil broadcast ,komunikasi, jurnalistik,atau ilmu yang gak ada hubungan dengan guru lah. Namun tidak dilepaskan oleh ibu saya. Waktu mendaftar, karena jalur undangan, pengennya sih BK, eh tapi salah tulis pilihan pertamanya yahh Jurusan Bahasa sastra indonesia dan daerah. Coba dibalik, pasti saya langsung masuk, bukannya sombong), nilai saya memang bagus bagus. tapi saya juga memiliki alasan tertentu kenapa saya juga nulis pilihan jurusan itu.
Kebetulan kampus saya itu memang negeri. Fakultas tempat saya mendaftar adalah fakultas yang memiliki beberapa jurusan bahasa yang menawarkan bahasa asing yang terkesan lebih “bergengsi” daripada bahasa Indonesia, seperti: Inggris. Jadi saya punya fikiran, buang aja gak yah jalur ini? ikut jalur tes aja? tapi saya takut ,dan saya rasa inilah takdir yang Allah berikan sama saya. Soalnya Ibu saya aja rada gak sreg saya mengambil jurusan tersebut, maka dengan mengucap Basmallahsaya memutuskan untuk mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia tersebut. faktanya,saya masuk juga ke dalam jurusan itu sampai saat ini dan mulai menikmati hasilnya..
Awal tercatat sebagai mahasiswa jurusan itu, saya sempat merasa sedikit “minder” dengan jurusan saya. Bukan tanpa alasan saya merasa seperti itu. Bayangkan, tiap reuni atau berkenalan dengan orang dan menanyakan kuliah di jurusan apa, pasti komentar mereka lumayan bikin saya “sesak nafas”. Dengan cueknya mereka bertanya, “Kenapa ngambil bahasa Indonesia? Emang gak bisa bahasa Indonesia sampai dipelajarin lagi?” atau yang lebih parah bikin sesak ada yang bilang gini, “Kenapa bahasa Indonesia? banyak sudah tuh yang jadi guru bahasa indonesia, mana ada sudah lowongan PNSnya tuh kan?”
Saat ini saya tercatat sebagai mahasiswa semester awal di sebuah Universitas di Tarakan. Perlu disebutin? Harus tahu dong, Universitas apa yang terbesar di utara kaltim dengan status negeri. Ya, pembaca harus tahu. Saya kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kenapa saya pilih Bahasa dan Sastra Indonesia? Kenapa yah ? tanya kenapa ??? :P
Kalau boleh jujur, awal saya mau kuliah saya tidak pernah berminat akan mengambil jurusan fkip. Saya pengen kuliah diluar mengambil broadcast ,komunikasi, jurnalistik,atau ilmu yang gak ada hubungan dengan guru lah. Namun tidak dilepaskan oleh ibu saya. Waktu mendaftar, karena jalur undangan, pengennya sih BK, eh tapi salah tulis pilihan pertamanya yahh Jurusan Bahasa sastra indonesia dan daerah. Coba dibalik, pasti saya langsung masuk, bukannya sombong), nilai saya memang bagus bagus. tapi saya juga memiliki alasan tertentu kenapa saya juga nulis pilihan jurusan itu.
Kebetulan kampus saya itu memang negeri. Fakultas tempat saya mendaftar adalah fakultas yang memiliki beberapa jurusan bahasa yang menawarkan bahasa asing yang terkesan lebih “bergengsi” daripada bahasa Indonesia, seperti: Inggris. Jadi saya punya fikiran, buang aja gak yah jalur ini? ikut jalur tes aja? tapi saya takut ,dan saya rasa inilah takdir yang Allah berikan sama saya. Soalnya Ibu saya aja rada gak sreg saya mengambil jurusan tersebut, maka dengan mengucap Basmallahsaya memutuskan untuk mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia tersebut. faktanya,saya masuk juga ke dalam jurusan itu sampai saat ini dan mulai menikmati hasilnya..
Awal tercatat sebagai mahasiswa jurusan itu, saya sempat merasa sedikit “minder” dengan jurusan saya. Bukan tanpa alasan saya merasa seperti itu. Bayangkan, tiap reuni atau berkenalan dengan orang dan menanyakan kuliah di jurusan apa, pasti komentar mereka lumayan bikin saya “sesak nafas”. Dengan cueknya mereka bertanya, “Kenapa ngambil bahasa Indonesia? Emang gak bisa bahasa Indonesia sampai dipelajarin lagi?” atau yang lebih parah bikin sesak ada yang bilang gini, “Kenapa bahasa Indonesia? banyak sudah tuh yang jadi guru bahasa indonesia, mana ada sudah lowongan PNSnya tuh kan?”
Saat itu saya hanya bisa menjawab dengan tersenyum "Saya merasa bakat saya di cabang bahasa indonesia," sambil dalem hati ngedumel, “Baguskah nilai bahasa Indonesiamu saat sekolah sehingga merasa sudah pintar? Bukankah yang ada, karena menyepelekan bahasa Indonesia nilaimu malah tidak bagus? Lalu yakinkah kamu sudah mampu berbahasa dengan baik? Lalu haruskah kau merasa kalau bahasa negaramu tidak “sekeren” bahasa asing? Bayangkan, sangat menyedihkan yah orang Indonesia aja gak mencintai bahasa negaranya sendiri..”
Saya menyesal karena tidak bisa mengutarakan itu semua kepada mereka yang menanggap “remeh” jurusan saya saat itu. Tapi yang lebih membuat saya menyesal, tidak seharusnya saya merasa “rendah” dengan jurusan mereka yang dianggap “lebih mentereng” daripada jurusan saya. Sekarang saya justru bangga dengan jurusan saya. Karena apa?? Karena saya mendapatkan banyak kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Saya jadi lebih berani berbicara di depan umum, saya jadi lebih mencintai bahasa negara kita, saya jadi lebih mengerti tentang seluk beluk bahasa Indonesia yang selama ini belum pernah saya tau.. Itu semua belum tentu bisa saya dapatkan kalau saya mengambil jurusan lain..yah, memang semua jurusan mempunyai kelebihan masing-masing kan.
Intinya saya sekarang justru bangga dengan jurusan saya. Ohya, mungkin ada yang belum tau prospek kerja dari jurusan ini. Kalau kalian berminat mengambil jurusan ini, tenang saja banyak kok pekerjaan untuk kalian, yaitu seperti: Penulis atau Sastrawan, Guru, Editor, Reporter, Pembawa acara, Mengajar bahasa Indonesia untuk orang asing di sekolah internasional atau bahkan luar negeri, dll. Tidak usah ragu, karena selagi kita hidup di Indonesia dan selagi masih menggunakan bahasa Indonesia, pasti lulusan bahasa Indonesia tetap dicari.
Saya menyesal karena tidak bisa mengutarakan itu semua kepada mereka yang menanggap “remeh” jurusan saya saat itu. Tapi yang lebih membuat saya menyesal, tidak seharusnya saya merasa “rendah” dengan jurusan mereka yang dianggap “lebih mentereng” daripada jurusan saya. Sekarang saya justru bangga dengan jurusan saya. Karena apa?? Karena saya mendapatkan banyak kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Saya jadi lebih berani berbicara di depan umum, saya jadi lebih mencintai bahasa negara kita, saya jadi lebih mengerti tentang seluk beluk bahasa Indonesia yang selama ini belum pernah saya tau.. Itu semua belum tentu bisa saya dapatkan kalau saya mengambil jurusan lain..yah, memang semua jurusan mempunyai kelebihan masing-masing kan.
Intinya saya sekarang justru bangga dengan jurusan saya. Ohya, mungkin ada yang belum tau prospek kerja dari jurusan ini. Kalau kalian berminat mengambil jurusan ini, tenang saja banyak kok pekerjaan untuk kalian, yaitu seperti: Penulis atau Sastrawan, Guru, Editor, Reporter, Pembawa acara, Mengajar bahasa Indonesia untuk orang asing di sekolah internasional atau bahkan luar negeri, dll. Tidak usah ragu, karena selagi kita hidup di Indonesia dan selagi masih menggunakan bahasa Indonesia, pasti lulusan bahasa Indonesia tetap dicari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar